SUSUR GALUR COKRONEGARAN

Sejatinya adat Jawa mempunyai susur galur (asal-usul suatu keluarga berupa daftar) sampai derajat keturunan kesepuluh. Meski demikian, beberapa pendapat menyatakan bahwa yang masuk sebagai keluarga besar Cokronagoro hanya sampai pada silsilah derajat keturunan ketujuh. Namun demikian, adat Jawa menguraikan silsilah derajat keturunan sebagai berikut:
  1. Derajat Pertama: Anak;
  2. Derajat Kedua: Cucu;
  3. Derajat Ketiga: Buyut;
  4. Derajat Keempat: Canggah;
  5. Derajat Kelima: Wareng;
  6. Derajat Keenam: Uthek-Uthek;
  7. Derajat Ketujuh: Gantung Siwur;
  8. Derajat Kedelapan: Kurungan Bubrah;
  9. Derajat Kesembilan: Gedebong Bosok;
  10. Derajat Kesepuluh: Galih Asem.
Sesuai uraian silsilah tersebut, Trah Cokronegaran tampaknya masih berlaku sampai kepada silsilah derajat keturunan kesepuluh (galih asem). Seluruh keturunan Raden Adipati Aryo Cokronagoro I dapat dilihat pada Blueprint Trah Cokronegaran yang akan terus disempurnakan mengikuti perjalanan peradaban kehidupan manusia. Karena itu, dengan senang hati kami akan menyambut baik setiap informasi maupun data silsilah tambahan yang Anda berikan kepada kami untuk terus menyempurnakan blueprint tersebut.
Selanjutnya untuk dapat mengakses seluruh silsilah pada Blueprint Trah Cokronegaran, Anda harus memiliki hak akses terlebih dahulu. Caranya dengan mengirim pesan yang disertai nama, alamat e-mail dan nama ayah/ibu melalui: contact tribalpages admin. Atau dapat pula melalui menu: Hubungi Kami pada situs ini. Atau silakan langsung kunjungi: Blueprint Trah Cokronegaran, sebab interaksi (komunikasi) dengan kami dapat dilakukan pula di sana.
Secara umum, gambaran silsilah derajat pertama, dari hasil perkawinan dengan 8 (delapan) istri, RAA Cokronagoro I memiliki 21 anak. Seluruh putera dan puteri dari masing-masing istrinya adalah:

I. Perkawinan dengan Nyai Adipati Sepuh;
  1. Raden Bei Cokrosoro (menjadi Mantri Gladhag di Keraton Surakarta);
  2. RM Cokrodiwiryo (melanjutkan jabatan Bupati Purworejo kedua dengan gelar Raden Adipati Cokronagoro II);
  3. Raden Nganten Dipoyono;
  4. Raden Bei Reksodiwiryo;
  5. Raden Bei Kertopati (menjadi patih di Kebumen);
  6. Raden Nganten Jogopawiro;
II. Perkawinan dengan Mas Ajeng Brenggong (Mas Ajeng Tingkir) tidak memiliki keturunan;

III. Perkawinan dengan Mas Ajeng Tanggung (putri Kiai Gagak Widojoyo) tidak memiliki keturunan;

IV. Perkawinan dengan Mas Ajeng Wolo Putri (putri Kiai Ngabdul Rauf dari Desa Kasongan);
  1. Raden Ayu Susi Cokrodisuryo (Bupati Wonosobo);
  2. Raden Bei Cokropuro (dikenal Raden Harjo Cokrokusumo);
  3. Raden Ayu Cokrosanjoyo (menjadi istri Patih Kendal);
  4. Raden Ayu Cokrodipurwo (menjadi istri Patih Wonosobo, anak Tumenggung Suronagoro yang menjabat Wakil Residen Bagelen);
V. Perkawinan dengan Raden Nganten Adipati Ngrebug (putri Raden Tumenggung Purwodiputro atau cucu Sri Sultan Hamengku Buwono I);
  1. Raden Nganten Sadikom Cokroamijoyo;
  2. Raden Bei Cokropati;
  3. Raden Ayu Cokrokusumo (menjabat kolektur di Kutuarjo);
VI. Perkawinan dengan Mas Ajeng Dasih (putri Kiai Secoleksono dari Kaligesing);
  1. Raden Nganten Wongsowijoyo (menjadi istri Jaksa Purworejo sementara ayah sang suami adalah Raden Nganten Secowikromo yang merupakan Demang Tlepok);
  2. Raden Bei Cokrodanuatmojo Glondhong Seren;
  3. Raden Bei Cokrosubroto (menjadi menantu keluarga Arung Binang, Bupati Kebumen dan sekarang dimakamkan di Makam Keluarga Arung Binang, kali Jirek);
VII. Perkawinan dengan Mas Ajeng Mintarsih (putri Kiai Joyosudiro dari Banyuurip);
  1. Raden Ayu Joyonagoro (menjadi istri Bupati Banjarnegara)
VIII.Perkawinan dengan Mas Ajeng Sarimpi (putri Kiai Wongsodiwiryo dari Baledono);
  1. Raden Bei Cokroadikusumo;
  2. Raden Bei Cokrohandoyo;
  3. Raden Bei Cokrodimurti;
  4. Raden Nganten Cokrosonto (menjabat sebagai Beskal Purworejo). FitriWeningtyas&GitaIndrawanti

print this page Cetak